22 Februari 2011

definasi cinta dan perkahwinan menurut guru plato

Suatu hari, Plato bertanya kepada gurunya, “Apa itu cinta? Bagaimana saya boleh menemuinya?. Gurunya menjawab, “Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tak  boleh undur kembali, kemudian pilih dan ambil satu sahaja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, ertinya kamu telah menemui cinta”  Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.

Gurunya bertanya, “Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?” Plato menjawab, “Aku hanya boleh membawa satu saja, dan sewaktu berjalan tidak boleh undur kembali (berbalik)”. Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak ku ambil ranting tersebut. Saat aku meneruskan  berjalan lebih jauh lagi, baru kusedari bahawasanya ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebaik ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya” Gurunya kemudian menjawab ” Jadi ya, itulah cinta”

 

Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, “Apa itu perkahwinan? Bagaimana saya boleh menemukannya?” Gurunya pun menjawab “Ada hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah tanpa boleh undur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pokok saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pokok yang paling tinggi, kerana ertinya kamu telah menemukan apa itu perkahwinan” Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pokok. Pokok tersebut bukanlah pokok yang segar / subur, dan tidak juga terlalu tinggi. Pokok itu biasa-biasa saja. Gurunya bertanya, “Mengapa kamu memotong pokok yang seperti itu?” Plato pun menjawab, “sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pokok ini, dan kurasa tidaklah buruk sangat , jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya” Gurunya pun kemudian menjawab, “Dan ya, itulah perkahwinan”

 

CATATAN  :
Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemuai. Cinta adanya di dalam lubuk hati, jika  harapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan… tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat diundurkan kembali. Waktu dan masa tidak dapat diputar undur. Terimalah cinta apa adanya. 
____________ _________ _________ _________ _________ ________

Perkawinan adalah lanjutan dari Cinta. Ia adalah proses mendapatkan kesempatan, ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya, Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia-sialah waktumu dalam mendapatkan perkawinan itu, kerana, sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.

 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

apa pula pandangan ataupun pendapat anda, silalah kongsikan :)